LAPORAN AKHIR 2
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]
1. Jurnal [back]
3. Vidio simulasi [back]
Rangkaian non inverting amplifier,yg
merupakan rangkaian penguat, dimana sinyal output yg di kuatkan memiliki fasa
yg sama dg sinyal inputnya.
disebut rangkaian non inverting krna tegangan inputnya msuk pd kaki non inverting pada amplifier yaitu pada kaki positif, disini tdk akan terjadi pembalikan polaritas tegangan. Pada rangkain terdiri dari sumber tegangan, Ri, Rf, amplifier dan voltmeter.
.
disebut rangkaian non inverting krna tegangan inputnya msuk pd kaki non inverting pada amplifier yaitu pada kaki positif, disini tdk akan terjadi pembalikan polaritas tegangan. Pada rangkain terdiri dari sumber tegangan, Ri, Rf, amplifier dan voltmeter.
.
Menerapkan karakteristik op-amp
ideal.
Dengan menerapkan hukum Kirchoff
arus pada titik cabang A dan asumsi
I+ = I- = 0, sehingga
Dengan
menerapkan analisis noda atau teori tegangan titik sampul, maka:
Karena tegangan pada rangkaian non
inverting masuk melalui kaki non-inveting op-amp dan sesuai karakteristik
op-amp ideal dimana beda tegangan antara kedua kaki input op-amp adalah 0, yang
artinya tegangan antara kedua kaki input op amp adalah sama. Karena V+ atau V
non inverting adalah Vin, maka tegangan pada kaki inverting atau V- =
VA atau dapat dituliskan VA = Vin
Jika penguatan
merupakan perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan, maka
dapat diperoleh penguatan dari penguat non-inverting:
disini kita juga menggunakan vcc 9v dan -9 v, fungsi vcc sbg membatasi teg keluaran nya.
diketahui Rf = 2k , Ri = 1k , dan Vin = 2V
Masukan kedalam rumus : Vout = A x Vin = (Rf/Ri) + 1 x Vin = (2/1)+1 x 2V = 6V
Pada saat rangkaian di jalankan, maka voltmeter akan bernilai 6V
sehingga dapat disimpulan bahwa hasil yg didapatkan pd rangkaian sama dg hasil yang didapat pada rumus .
Akan
tetapi pada saat Rf = 4k dan Ri = 1 dan Vin = 3V, saat lita menggunakan rumus
akan didapatkan hasil yaitu 15V. Sedangkan pada rangkaian volt meter bernilai
-7V. kenapa hasilnya berbeda ?? Karena menggunakan V saturasi dimana V saturasi disini adalah batasan
tegangan yang akan membatasi tegangan output yang akan dihasilkan oleh
Op-Amp,baik yang bernilai +V maunpun –V, keduanya akan membatasi keluaran
tegangan output (Vout) dari Op-Amp yang berguna agar tidak melebihi nilai batas
maksmimum. Nilai dari V saturasi ini memberikan batasan maksimum bagi output
yang dihasilkan. Sehingga ketika nilai ouput yang dihasilkan melebihi dari
nilai V saturasi maka tegangan input akan dipotong nilainya sesuai batasan
maksimal yang telah ditentukan. Pada rangkaian penguatan ini dibatasi oleh +VCC
dan -VCC, jika VCC tertera 9 Volt, maka penguatan hanya sampai +- 9 Volt.
Walaupun hasil perhitungan penguatannya sampai 50volt. Yang dioutputkan hanya
sampai +/-9 Volt.
Pada
percobaan, pengaruh Vsaturasi ini sangat terlihat pada saar Ri dan Rf yang
digunakan adalah 1kΩ dan 4 kΩ, yang artinya penguatan yang terjadi adalah 5
kali Vin. Jadi ketika tegangan input yang diberikan adalah sebesar 3V maka
seharusnya tegangan outputnya adalah -15V. Namun karena kita memberikan batasan
output dpada Vsaturasi yaitu sebesar +9V dan -9V, pada percobaan diperoleh Vout
yang dihasilkan yaitu -7V. Yang artinya tegangan outputnya terpotong sebesar
8V. Disini terlihat bahwa dengan tegangan saturasi sebesar 9V dan -9V, tegangan
output maksimal yang dapat dihasilkan hanyalah 7V dan -7V. Yang artinya
besarnya penguatan yang terjadi tidaklah secara maksimal sesuai dengan Rin dn
Rf yang digunakan karena dibatasi oleh V saturasi.
Video[Download]
HTML [Download]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar